Israel Habiskan Rp 11,8 Triliun Per Hari dalam Perang Melawan Iran
Lonjakan Biaya Militer
Perang langsung antara Israel dan Iran yang pecah sejak 13 Juni 2025 telah memicu lonjakan besar dalam pengeluaran militer Israel. Menurut Brigadir Jenderal (Purn) Re'em Aminach, mantan penasihat keuangan Kepala Staf Militer Israel, dalam dua hari pertama konflik, Israel menghabiskan sekitar USD 1,45 miliar atau setara Rp 23 triliun. Artinya, setiap harinya Israel membakar dana sekitar USD 725 juta atau Rp 11,8 triliun.
Anggaran ini mencakup biaya serangan ofensif dan pertahanan, termasuk pengoperasian sistem rudal pencegat, mobilisasi pasukan cadangan, dan operasi udara. Bahkan, hanya untuk mencegat rudal Iran, Israel bisa menghabiskan hingga USD 200 juta (Rp 3,2 triliun) per hari.
Dampak Ekonomi dan Infrastruktur
Konflik ini tidak hanya membebani anggaran militer, tetapi juga menimbulkan kerusakan besar pada infrastruktur sipil. Ratusan bangunan di Israel dilaporkan hancur atau rusak berat akibat serangan rudal balistik Iran. Biaya rekonstruksi diperkirakan mencapai ratusan juta dolar AS.
Selain itu, aktivitas ekonomi terganggu secara signifikan. Banyak bisnis tutup, termasuk restoran, hotel, dan pabrik. Bandara internasional utama sempat ditutup selama beberapa hari, menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan atau dialihkan.
Proyeksi Anggaran dan Risiko Fiskal
Sebelum konflik ini, Israel telah menaikkan anggaran pertahanannya secara drastis karena juga terlibat dalam konflik di Gaza dan Lebanon. Dari USD 17 miliar pada 2023, anggaran naik menjadi USD 28 miliar pada 2024, dan diproyeksikan mencapai USD 34 miliar (Rp 557 triliun) pada 2025.
Namun, lonjakan pengeluaran ini menimbulkan risiko fiskal. Kementerian Keuangan Israel menetapkan batas defisit sebesar 4,9% dari PDB atau sekitar USD 27,6 miliar (Rp 443 triliun). Dengan cadangan darurat yang sebagian besar telah terkuras, perang berkepanjangan dapat memperburuk kondisi ekonomi dan memperlambat pertumbuhan PDB yang sebelumnya diproyeksikan 4,3% menjadi hanya 3,6%.